describes local food
Kue Paranggi
memperkenalkan
salah satu kue traditional dari sulawesi-selatan,yang mana kue ini juga
merupakan salah satu kue terfavorit untuk dijadikan buah tangan alias oleh-oleh
khas untuk keluarga dari orng-orang yang berkunjung ke kota makassar atau
tempat lainnya di sulawesi selatan, namanya adalah "Kue Paranggi"
atau yang orang bugis kenal dengan nama "Beppa Paranggi" atau
"Kanrejawa Paranggi" untuk bahasa makassarnya.
seperti
kue-kue sebelumnya penolahan masyarakat untuk membuat makanan alias kue ini
masih terbilang cukup sederhana,begitu juga resep untuk membuat kue nya
sendiri, tapi jangan salah cikali, kue ini punya cita rasa dan rasa yang tidak
kalah nikmat dibanding kue-kue sulawesi lainnya, itu juga yang menjadikan
namanya cukup populer dan dikenal oleh kalangan wisatawan domestik maupun asing
untuk dijadikan oleh-oleh.
Bahan
Pembuatan Kue Paranggi
1.Gula Merah
(aren) 1 kg
2.Telur 1
butir
3.Teoung 1 kg
4.Baking
Powder 1 sendok teh
5.TBM 1
sendok makan
6.Vanili 1
sendok teh
7.Gula Pasir
2 sendok makan
8.Air 3,5
gelas
9.Minyak
kelapa
Alat yang
digunakan :
1.Cetakan kue
2.Palekko
(tutup)
3.Passebbo
(pengocok)
Bagaimana
Cara Membuat :
1.Cairkan
Gula merah dengan memanaskan dan menggunakan air mendidih,selanjutnya dinginkan
2.Panaskan
Palekko (penutup)
3.Campur
telur,baking powder,TBM,Vanili,dan gula,lalu kemudian kocok dengan passebbo
sampai merata
4.Tambahkan
gula merah yang telah didinginkan sebelumnya
5.Setelah
itu,tambahkan gula merah,tepung sedikit demi sedikit, sambil diaduk
6.Panaskan
cetakan,kemudian olesi dengan minyak kelapa,memisahkan jamur dari kompor atau
wajan.
7.Tuangkan
campuran dalam cetakan,lalu tutup dengan palekko yang telah dipanaskan,
8.Setelah itu
ganti palekko dengan palekko yang lain ,tapi yang sudah dipanaskan sebelumnya
9.Tunggu 5
menit kemudian keluarkan dari cetakan
10,Kue pun
siap disajikan.
sumbernya :http://rezkirasyak.blogspot.co.id/2012/04/kue-paranggi-traditional-cake-from.html
mie ayam
Mi ayam yang kini akrab dijadikan menu santap siang ataupun
camilan petang saat lapar menyerang, sebenarnya merupakan "turunan"
makanan khas China, bakmi.
Di tanah kelahirannya, bakmi dibuat dari tepung terigu dan disajikan dengan kuah terpisah. Di atas mi biasanya ditambahkan lauk berupa potongan daging berbumbu serta sayuran. Daging yang umumnya digunakan di China adalah daging babi.
Namun, saat "hijrah" ke Indonesia melalui hubungan perdagangan, bakmi berubah menyesuaikan lidah lokal.
"Dalam perkembangannya daging babi diganti dengan daging ayam yang disemur kecap, karena mayoritas kerajaan kuno Nusantara merupakan kerajaan Islam," ujar Chef Edwin Lauw saat dihubungi CNNIndonesia.com, pada Kamis (5/5).
Bahkan, variannya semakin kaya. Ada mi yamin yang bercita rasa manis karena menggunakan kecap, ada juga yang memakannya langsung bersama kuah yang dicampur ke dalam mangkuk mi.
Hal serupa juga dikatakan oleh pedagang Bakmi Hok Kian khas China, Giman Widjaja, yang ditemui di pergelaran festival kuliner Kampoeng Tempo Doeloe di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2016 di La Piazza, Kelapa Gading.
“Biasanya kalau sebut bakmi, berarti mi yang mengandung minyak babi. Sekarang orang sudah rancu, makan bakmi ayam,” jelas Giman.
Dia menambahkan, dulu bakmi menjadi "kata kunci" bagi pedagang untuk menambahkan bumbu dan minyak babi. “Itu cara tradisional. Tapi sekarang sudah berubah,” kata dia.
Uniknya lagi, kendati mi ayam diturunkan dari China, tapi varian mi ini tidak bisa ditemukan di Negeri Tirai Bambu. Mi ayam, bisa dibilang sudah menjadi kuliner Indonesia.
Di China sendiri, terutama di daerah Fujian dan Guandong, memang ada menu mi ayam, namun punya wujud dan citarasa berbeda.
Di Indonesia sendiri, jika berbicara soal mi ayam, kawasan yang lekat dengan jenis makanan ini adalah Wonogiri, Jawa Tengah. Di daerah tersebut, mi ayam adalah menu sehari-hari warganya dan banyak dijajakan dalam bentuk gerobak seperti juga di kota-kota besar lain di Indonesia.
Mi ayam khas Wonogiri terdiri dari semangkuk mi yang di atasnya diberi potongan ayam semur, sawi rebus, daun bawang, bakso dan pangsit. Mi ini bisa disajikan dengan kuah atau kering.
Satu hal yang membedakan mi ayam Wonogiri dengan daerah lain adalah bumbunya yang khas. Rahasia bumbu ini terletak pada racikan minyak ayam yang dibuat menggunakan minyak sayur, jahe, lada, ketumbar, kulit ayam serta bawang putih.
Di tanah kelahirannya, bakmi dibuat dari tepung terigu dan disajikan dengan kuah terpisah. Di atas mi biasanya ditambahkan lauk berupa potongan daging berbumbu serta sayuran. Daging yang umumnya digunakan di China adalah daging babi.
Namun, saat "hijrah" ke Indonesia melalui hubungan perdagangan, bakmi berubah menyesuaikan lidah lokal.
"Dalam perkembangannya daging babi diganti dengan daging ayam yang disemur kecap, karena mayoritas kerajaan kuno Nusantara merupakan kerajaan Islam," ujar Chef Edwin Lauw saat dihubungi CNNIndonesia.com, pada Kamis (5/5).
Bahkan, variannya semakin kaya. Ada mi yamin yang bercita rasa manis karena menggunakan kecap, ada juga yang memakannya langsung bersama kuah yang dicampur ke dalam mangkuk mi.
Hal serupa juga dikatakan oleh pedagang Bakmi Hok Kian khas China, Giman Widjaja, yang ditemui di pergelaran festival kuliner Kampoeng Tempo Doeloe di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2016 di La Piazza, Kelapa Gading.
“Biasanya kalau sebut bakmi, berarti mi yang mengandung minyak babi. Sekarang orang sudah rancu, makan bakmi ayam,” jelas Giman.
Dia menambahkan, dulu bakmi menjadi "kata kunci" bagi pedagang untuk menambahkan bumbu dan minyak babi. “Itu cara tradisional. Tapi sekarang sudah berubah,” kata dia.
Uniknya lagi, kendati mi ayam diturunkan dari China, tapi varian mi ini tidak bisa ditemukan di Negeri Tirai Bambu. Mi ayam, bisa dibilang sudah menjadi kuliner Indonesia.
Di China sendiri, terutama di daerah Fujian dan Guandong, memang ada menu mi ayam, namun punya wujud dan citarasa berbeda.
Di Indonesia sendiri, jika berbicara soal mi ayam, kawasan yang lekat dengan jenis makanan ini adalah Wonogiri, Jawa Tengah. Di daerah tersebut, mi ayam adalah menu sehari-hari warganya dan banyak dijajakan dalam bentuk gerobak seperti juga di kota-kota besar lain di Indonesia.
Mi ayam khas Wonogiri terdiri dari semangkuk mi yang di atasnya diberi potongan ayam semur, sawi rebus, daun bawang, bakso dan pangsit. Mi ini bisa disajikan dengan kuah atau kering.
Satu hal yang membedakan mi ayam Wonogiri dengan daerah lain adalah bumbunya yang khas. Rahasia bumbu ini terletak pada racikan minyak ayam yang dibuat menggunakan minyak sayur, jahe, lada, ketumbar, kulit ayam serta bawang putih.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160506024728-262-128930/menguak-asal-usul-mi-ayam/
Komentar
Posting Komentar